Peduli Sampah Plastik, Peserta KKN Posko XVI Kunjungi UPT Jatian PP Annuqayah Daerah Lubangsa


Rumah Baca Orid - Mahasiswa Universitas Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, yang tergabung dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Posko XVI yang berlokasi di Desa Lebeng Timur, Sumenep, Jawa Timur, melakukan kunjungan ke UPT Jatian PP. Annuqayah daerah Lubangsa, Sabtu, 14 September 2024.

Kunjungan tersebut dalam rangka menindak lanjuti kegelisahan Aparat Desa Lebeng Timur dalam hal sampah, terutama tentang mengegola sampah plastik.

Kunjungan ini selain dilakukan oleh peserta KKN Posko XVI juga melibatkan Kepala Desa Lebeng Timur dan para aparat, juga kepala madrasah terdekat dari posko tempat KKN berlangsung.

Kegiatan tersebut melibatkan berbagai aspek lapisan masyarakat sebagai koordinasi dalam pengumpulan sampah plastik. Sebab, salah satu pengolahan sampah plastik tersebut diproduksi ke dalam bentuk paving.

Kunjungan ini disambut langsung oleh Ketua Pengurus PP. Annuqayah Lubangsa, Muhammad Farid dan Direktur UPT. Jatian beserta jajaran pengurus.

“Sebenarnya tujuan dari pengelolaan sampah di UPT. Jatian ini adalah sebagai suatu kesadaran dari para santri, di mana menjadi sampah karena belum dipilah, ketika sudah dipilih, dikelola maka bukan menjadi sampah lagi, bahkan bisa dikatakan emas, karena sudah menjadi nilai yang berharga,” tutur Farid, di tengah penyampaiannya.

Sementara Mahmud Qusyairi, selaku perwakilan dari Madrasah Raudlatul Muttaqin menayakan tentang bagaimana mengelola sampah plastik menjadi produk paving, yang hal tersebut langsung ditanggapi oleh Direktur UPT. Jatian.

“Macam-macam sampah plastik yang bisa untuk pembuatan paving itu hanya ada tiga jenis, yaitu; LDPE (Low Density Polyethylene), HDPE (High Density Polyethylene), dan PP (Polipropilena), sedangkan untuk lebih gampangnya adalah jenis sampah plastik yang tidak ada aluminium foilnya, namun di samping itu sebenarnya bisa tapi harus dicacah terlebih dahulu sebelum dibakar tapi hal ini sedikit memakan waktu,” jawab bapak Hariyadi, sapaan akrabnya.

Setelah tahap pemaparan materi, kemudian dilangsungkan pada tahap praktek, yakni kami melihat langsung proses pembakaran hingga percetakan, dan proses pengeringan percetakan yang hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

Kunjungan ini pula berakhir pada pertunjukan hasil karya UPT. Jatian dari aneka ragam sampah dan pengabadian moment. (Fairozi)