Kepala Perpusnas Prihatin Minat Baca di Indonesia Rendah
Jakarta, Rumah Baca Orid
Minat baca masyarakat Indonesia disebut masih rendah bila dibandingkan negara lain, yakni menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara. Hal itu diungkapkan Kepala Perpustakaan Nasional Muh Syarif Bando.
“Keprihatinan terhadap minat baca yang rendah itulah yang melatarbelakangi kita melakukan kegiatan ‘Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca’,” katanya, seperti dikutip dari Republika, Rabu, 6 Juni 2018.
Data Perpustakaan Nasional tahun 2017, frekuensi membaca orang Indonesia rata-rata hanya tiga sampai empat kali per minggu. Sementara jumlah buku yang dibaca rata-rata hanya lima hingga sembilan buku per tahun.
“Minat baca ini yang harus ditingkatkan dan diperjuangkan agar mereka tertarik membaca,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dalam pembukaan rakornas perpustakaan 2018 di Perpustakaan Nasional Jakarta, beberapa waktu lalu.
Puan mengakui, minat baca masyarakat di daerah terpencil masih kurang lantaran minimnya buku yang dimiliki. Di sisi lain, masyarakat yang tinggal di perkotaan pun minat bacanya rendah karena lebih tertarik bermain internet.
Padahal peningkatan kapasitas sumber daya manusia erat kaitannya dengan kemampuan literasi. Oleh karena itu, menurut Puan, perpustakaan berperan penting menyediakan sumber bacaan. “Tentu tidak bisa dipaksakan untuk membaca kalau tidak memberi fasilitas buku-buku itu. Maka perpustakaan harus dapat mengambil peran yang tepat,” katanya.
Dia menyarankan, agar perpustakaan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi dengan berperan menjadi big data atau penyimpanan data besar. “Tidak hanya menjadi yahoo atau google sebagai mesin pencari tapi siapkan juga platform data dan analisisnya,” tandasnya. (republika/cnnindonesia/va)