Bank Sampah


KETIKA
membahas masalah sampah, seakan memang perlu melakukan berbagai terobosan menarik untuk meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan akibat sampah. Misalkan bank sampah yang telah mulai didirikan di berbagai daerah. Tak lain dilakukan adalah untuk menyiasati akan pencemaran lingkungan akibat sampah yang telah menjadi momok bagi lingkungan dan masa depan manusia, terutama di Indonesia.

Secara sederhana, bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang telah dipilih atau dipilah-pilah sesuai dengan spesifikasinya. Hasil dari pengumpulan sampah tadi kemudian disetorkan kepada tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau sejenisnya yang memanfaatkan sampah sebagai bahan bakunya atau juga dapat dijual kepada pengepul sampah. (baca: Bank Sampah).

Dari sistem kelolanya, bank sampah hampir serupa dengan sistem perbankan. Penyetor sampah adalah warga sekitar tempat bank sampah berada. Warga yang telah terdata akan secara rutin menyetorkan sampah rumah tangga atau hasil pembersihan lingkungan dengan telah diklasifikasi menurut jenisnya, kemudian petugas bank sampah akan mencatatnya sesuai dengan klasifikasi tadi guna pembukuan dan pendataan hasil sampah yang dikumpulkan warga sekitar.

Ketika ditinjau dari semangat awal pendiriannya, bank sampah memang berangkat dari kekhawatiran sejumlah masyarakat akan dampak buruk sampah pada lingkungan maupun masa depan manusia. Sehingga diperlukan pengolahan sampah menjadi barang yang berguna. Serta untuk membantu meningkatkan daya perekonomian masyarakat.

Tujuannya pun tak jauh berbeda dengan yang telah disebutkan di atas. Tak lain adalah untuk membantu pemerintah menangani persoalan sampah yang semakin hari semakin menghawatirkan. Selain itu, bank sampah akan sangat efektif untuk memberikan pelajaran berharga bagi manusia untuk perduli akan lingkungan dan masa depan manusia dengan menjaga pencemaran lingkungan dari sampah.

Yang perlu menjadi garis bawah, bank sampah selain untuk menjaga lingkungan dari pencemaran, juga ditujukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Misalkan dengan mengubah sampah menjadi bahan yang berguna dengan mengolahnya. Hal ini bisa dilakukan oleh pengrajin-pengrajin sampah yang kemudian diiubah menjadi kerajinan seni dan pupuk yang tentu memiliki nilai ekonomis.

Dengan demikian, bank sampah akan memiliki manfaat yang besar. Selain bagi lingkungan, juga bermanfaat bagi manusia. Lingkungan akan bersih dan terbebas dari pencemaran. Masyarakat akan menjadi sadar akan pentingnya menjaga lingkungan tetap bersih dan segar demi kualitas hidup sehat dan membuat sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis.

Masyarakat akan memiliki penghasilan tambahan. Selain berupa kerajinan, juga berupa tabungan. Sebab, masyarakat ketika mengumpulkan sampah sesuai dengan klasifikasinya kepada bank sampah akan dicatat sebagai tabahan saldo tabungan pada masing-masing rekening tabungan mereka sesuai dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya. Masyarakan bisa mengambil uang tabungannya sewaktu-waktu ketika dibutuhkan. Atau dapat pula dibelanjakan sesuai kebutuhan rumah tangga.

Bank sampah telah menjadi salah satu solusi alternatif yang cukup baik bagi pengolahan sampah dimasa mendatang. Sudah banyak daerah yang mendirikan bank sampah. Misalkan di Surabaya, Malang, dan daerah lain yang telah memiliki kesadaran akan bahaya sampah.

Semoga kedepan di Sumenep, atau Madura secara umum dapat pula berdiri banyak bank sampah. Mengingat pencemaran lingkungan akibat sampah tidak akan bisa dihindari tanpa adanya suatu solusi alternatif yang juga menguntungkan. Semoga.! (*)

*Ahmad Fairozi, Pendiri Rumah Baca Indonesia (Rumah Baca ID).