Petani Kesulitan Pupuk, Pemerintah: Stok Aman


Sumenep, Rumah Baca Orid

Persediaan pupuk bersubsidi musim tanam tahun 2017 masih dalam taraf aman. Sayangnya, banyak petani yang kesulitan mendapatkan pupuk hingga harus memasok dari luar kabupaten.

Dilansir KoranMadura, berdasarkan data Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Dispertahotbun) Sumenep, Madura, Jawa Timur, pupuk bersubsidi jenis Urea baru terealisasi 17.115 ton atau 60,65 persen dari total kuota sebanyak 28.217 ton pada tahun ini. Dengan demikian, yang belum terealisasi 11.102 ton.

“Selama musim tanam persediaan pupuk aman,” kata Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Penyuluhan, Dispertahotbun Sumenep, Arif Firmanto saat dikonfirmasi.

Selain jenis Urea, saat ini yang belum terealisasi pupuk jenis SP-36, ZA, Phonska dan pupuk organik.

Untuk pupuk jenis SP 36, tahun ini Sumenep mendapatkan kuota sebanyak 5.004 ton dan baru terealisasi sebanyak 68,96 persen setara 3.451 ton, sisanya sebanyak 1.553 ton.

ZA sebanyak 6.389 ton, terealisasi 4.249 ton atau 66,50 persen, dan tersisa 2.140 ton.

Kuota Phonska sebanyak 6.292 ton, terealisasi 3.876 ton atau 61,60 persen, tersisa 2.416 ton.

Pupuk organik sebanyak 3.362 ton, terealisasi 1.028 ton 30,58 persen, dan tersisa 2.334 ton.

“Jadi masih bisa memenuhi kebutuhan petani di musim tanam MH 1 tahun ini,” jelasnya.

Apalagi, sejak beberapa tahun lalu pemerintah telah mencanangkan pemakaian pupuk organik. “Pemerintah saat ini sedang menggalakkan sosialisasi pemanfaatan pupuk organik,” tegasnya.

Meskipun stok pupuk bersubsidi aman, sejumlah petani di wilayah Kabupaten Sumenep mengeluh sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi. Apalagi dengan diterapkannya Kartu Tani di wilayah Sumenep, semakin mempersulit realisasi pembelian pupuk bersubsidi.

“Untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, petani harus gabung kelompok tani (poktan) agar bisa mendapatkan Kartu Tani sebagai syarat membeli pupuk,” kata salah seorang petani yang tak mau disebutkan namanya di Desa Ketawang Laok, Kecamatan Guluk-guluk, Sumenep,  Sabtu, 2 Desember 2017.

Selain itu, proses pembuatan kartu tani memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga distribusi pupuk terhambat. “Anggota poktan masih banyak yang belum dapat Kartu Tani hingga saat ini mas,” jelasnya penuh kekecewaan. (Va)