Ini Zaman Sansakerta, Bukan?


Oleh: Nay Juireng Dyah Jatiningrat

Di tanah Ibu
Tanah keras, ranum dan
;Merdu
Tumpukan pohon ke pohon
Meriak simponi dua kaki
Ulung

Rumput tak berdagu
Nyeruput bersikuku
Gadis-gadis pula halnya aku

Permainan dadu dan silang pendapat buntu

“Ini buka persoalan siti nurbaya, kan; Bu?”
Pun, “si Hitam dan si Buruk Rupa?”

Gadis menumbuk padi lesung (pun) berbunyi
Lulur pengantin dan isak perawan (menjadi)
Irama duka bambu (ber)gesek ngilu

Sedang dibelakang pintu, tertua Ibu memukul kayu
Mengisahkan takdir pada buku-buku

“Ini zaman sansakerta, ucapnya”
Mengerang angka peristiwa
Pengantin senyap rindu
Bayanganpun berlalu.(*)

Malang, 18 Februari 2017

*Lahir di KaduaraTimur, Sekarang Melanjutkan Studi di Unitri Malang. Mengabdi Pada Komunitas Teater Kopi Malang dan di PMII Komisariat Country Unitri Malang. Puisinya Pernah di Abadikan di Antologi Alif (2012), Sastra Kalimalang (2015), Lautmu Lautku (2015). Antologi Bersama Komunitas Kampoeng Jerami “AkarRumput” (2016). Antologi Penyair Perempuan Madura (Perempuan Laut 2016). Dan Antologi “Arti Sebuah Senyuman” (2017), (Proses Deadline).