Puisi Alif Naqti; VIRGA
Oleh: Alif Khafi Nur Naqti*
Kuantarmu sampai di sini.
Di antara padu lengkung warna pelangi yang merampas hujan dari tengah sesawah padi kuning yang merunduk, sebab murung tak berisi.
Nasib hanya bisa kita bicarakan—tak pernah bersedia mengenali hingar-bingar rencana-rencana serta usaha paling do’a.
Dan pasrah adalah cara terampuh untuk terpaksa melawannya.
Kuantarmu sampai di sini.
Di dasar samudera ke-enam dimana lokan tak peduli ke pesisir mana ombak akan mendamparkannya.
Masih kusayangi tetes terakhir air matamu di dadaku dan langkah pertamaku menuju pelaminan—aku telah berjodoh dengan kesunyian.
Satu-satunya pelarian adalah menuju pulang.
Sementara rumah terbaikku adalah perjalanan.
Kuantarmu sampai di sini.
Di dalam spasi yang memisah kata-kata atau melerai pertikaian puisi-puisi—semacam ruang untuk menghela nafas.
Kita adalah cahaya yang terus menerangi meski tak kuasa menciptakan bayangan sendiri.
Kuantarmu sampai di sini.
Di tempat aku kembali, barangkali.
Dari dadu Tuhan yang belum mandek bergulir itu kita akan belajar untuk tidak membenci kemungkinan-kemungkinan.
Tetaplah di sini!
Surabaya, 18.1.2017
*Lahir di Sumenep. Lulusan Universitas Gajayana Malang. Mantan Ketua Umum PC. PMII Kota Malang, dan sekarang sedang beraktivitas di sekitar Surabaya.